Pengertian
Penalaran Iduktif
Penalaran
induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus,
prosesnya disebut induksi. Penalaran undiktif merupakan generalisasi, analogi,
atau hubungan sebab akibat.
Contoh
Penalaran Induktif
Suatu
lembaga kanker di Amerika melakukan studi tentang hubungan antara kebiasaan
merokok dengan kematian. Antara tanggal 1 Januari dan 31 Mei 1952 terdaftar
187.783 laki-laki yang berumur antara 50 sampai 69 tahun. Kepada mereka
dikemukakan pertanyaa-pertanyaan tentang kebiasaan merokok mereka pada masa
lalu dan masa sekarang. Selanjutnya keadaan mereka diikuti terus menerus selama
44 bulan. Berdasarkan surat kematian dan keterangan medis tentang penyebab
kematiaannya, diperoleh data bahwa diantara 11.870 kematian yang dilaporkan
2.249 disebabkan kanker.
Dari seluruh jumlah kematian yang terjadi
(baik pada yang merokok maupun tidak) ternyata angka kematian di kalangan
penghisap rokok tetap jauh tinggi dari pada yang tidak pernah merokok,
sedangkan jumlah kematian penghisap pipa dan cerutu tidak banyak berbeda dengan
jumlah kematian yang tidak pernah merokok.
Selanjutnya,
dari data yang terkumpul itu terlihat adanya korelasi positif antara angka
kematian dan jumlah rokok yang dihisap setiap hari . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Dari
bukti-bukti yang terkumpul dapatlah dikemukakan bahwa asap tembakau memberikan
pengaruh yang buruk dan memperpendek umur manusia. Cara yang paling sederhana
untuk menghindari kemungkinan itu ialah dengan tidak merokok sama sekali.
(disaring dari tulisan
Roger W. Holmes dalam Mc Crimmon)
Paparan
di atas menggambarkan proses penalaran induktif. Proses itu dilakukan langkah
demi langkah sampai pada kesimpulan.
Jenis-jenis
Penalaran Induktif
1.
Generalisasi
Generalisasi adalah
proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa. Dari sejumlah fakta
atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau
seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang dilakukan
dengan cara itu disebut dengan generalisasi. Jadi, generalisasi adalah
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang diamati.
Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol,
bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang
atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan
sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih
lanjut.
Contoh :
§ Genta
adalah mahasiswa baru di Universitas Gunadarma, dia berambut cepak
§ Zafran
adalah mahasiswa baru di Universitas Gunadarma, dia berambut cepak
§ Generalisasi
: Semua mahasiswa baru Universitas Gunadarma berambut cepak
Generalisasi
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, generalisasi tanpa loncatan induktif dan
generalisasi dengan loncatan induktif.
1.1 Generalisasi
tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
1.2
Generalisasi dengan loncatan induktif
Generalisasi dengan loncatan induktif
adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh : Hampir seluruh
pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
2.
Analogi Induktif
Pada
dasarnya analogi adalah perbandingan. Perbandingan selalu mengenai
sekurang-kurangnya dua hal yang berlainan. Dari kedua hal yang berlainan itu
dicari kesamaannya (bukan perbedaanya). Dari pengungkapannya, ada analogi
sederhana serta mudah dipahami dan ada yang merupakan kias yang lebih sulit dipahami.
Dari isinya, analogi dapat dibedakan sebagai analogi dekoratif dan analogi
induktif.
Analogi
induktif merupakan analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama
terjadi juga pada fenomena kedua.. Di dalam proses analogi induktif kita
menarik kesimpulan tentang fakta yang baru berdasarkan persamaan ciri dengan
sesuatu yang sudah dikenal. Kebenaran yang berlaku yang satu (lama) berlaku
pula dengan yang lain (baru). Yang sangat penting dengan proses analogi induktf
ialah bahwa persamaan yang digunakan sebagai dasar kesimpulan merupakan ciri
utama (esensial) yang berhubungan erat dengan kesimpulan.
Contoh
:
Secara
tidak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil Stedler 4B nya menghasilkan gambar
vignette yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat lunak dan menghasilkan
garis-garis hitam dan tebal. Maka selama bertahun-tahun ia selalu memakai
pensil itu untuk membuat vignet. Tetapi, ketika ia belibur di rumah nenek di sebuah
kota kecamatan ia kehabisan pensil. Ia mencari di toko-toko di sepanjang
satu-satunya jalan raya di kota itu.- P Dimana-mana tidak ada. Akhirnya dari
pada tidak mencoret-coret ia memilih merk lain yang sama lunaknya dengan
Stedler 4B. “Ini tentu akan menghasilkan vignet yang bagus juga”, putusnya
meghibur diri.
Paragraph
diatas merupakan contoh dari analogi indukitif. Keputusan Amara merupakan
kesimpulan berdasarkan persamaan sifat kedua merk pensil itu
3.
Kausalitas
Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab-akibat atau
akibat-sebab.
Contoh :
Pada tahun 2008, harga berbagai
jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan
lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini dilakukan karena pemerintah ingin
mengurangi subsisdi, dengan harapan agar perekonomian Indonesia kembali
berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya
angkutan akan naik. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan
ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan.
Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu,
kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan
masyarakat.
Ciri-ciri
Penalaran Induktif
Ø Terlebih
dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
Ø Kemudian,
menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
Ø Kesimpulan
terdapat di akhir paragraf
Ø Menemukan
Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Ø Kalimat
utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
Ø Gagasan
Utama terdapat pada kalimat utama
Ø Kalimat
penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus
Ø Kalimat
penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
Sumber
:
Akhaadiah,
Subarti, dkk. Pembinaan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga,
1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar